GEOMOTORSPORT.ID, OPINI - Tujuh tahun setelah Mark Webber memutuskan untuk pensiun, Red Bull
Racing akhirnya kembali menggunakan jasa pembalap di luar sistem akademi milik
mereka dengan mendatangkan Serigo Perez untuk mengisi kursi kedua Red Bull Racing
untuk musim 2021. Keputusan tersebut tidaklah mengagetkan, mengingat penampilan
Checo yang sangat impresif di musim 2020 meski harus terpaksa absen dalam
dua balapan akibat terinfeksi COVID-19. Ditambah, performa Alex Albon yang sangat terbilang mengecewakan sepanjang musim 2020.
Banyak pihak menyangsikan keputusan Red Bull yang memilih Perez, alih-alih
memberikan Pierre Gasly kesempatan kedua untuk dapat mengakhiri permasalahan yang dialami oleh tim yang
bermarkas di Milton Keynes itu terkait dengan kursi kedua Red Bull. Semenjak kepergian Daniel Ricciardo dari Red Bull pada akhir musim
2018, Red Bull cukup kesulitan menemukan pengganti yang sepadan dengan pembalap asal Australia itu untuk mengimbangi performa Max Verstappen.
Pada musim 2019 lalu, Red Bull memutuskan untuk mempromosikan
Pierre Gasly dari “tim junior” Red Bull, yakni Toro Rosso. Namun, pada
pertengahan musim 2019, Red Bull memutuskan untuk “mengembalikan” Pierre
ke Toro Rosso, dan menukarnya dengan Alexander Albon yang merupakan pembalap baru dari Toro Rosso. Keputusan ini diambil Red Bull setelah melihat performa Gasly yang sangat mengecewakan di awal musim 2019.
Namun, nasib yang sama juga menimpa Albon. Setelah menjalani debut yang
cukup baik di tahun 2019 dengan tim Toro Rosso dan dipromosikan ke Red Bull. Performa Albon mengalami penurunan yang cukup drastis di musim 2020.
Meskipun berhasil meraih dua podium di musim 2020, secara keseluruhan Albon
cukup kesulitan untuk beradaptasi dengan mobil RB16. Hal ini tentu jauh berbeda dengan Max Verstappen yang berhasil membawa mobil tersebut secara konsisten
berada di podium dan mengunci juara ketiga di perebutan gelar juara
dunia.
Situasi ini kemudian membuat Red Bull mendatangkan Checo dan
“menyingkirkan” Albon ke posisi test driver sekaligus driver cadangan.
Red Bull berharap dengan datangnya Checo sebagi pembalap, Red Bull dapat menjadi penantang serius
bagi tim papan atas seperti Mercedes yang sukses mendominasi F1 sejak 2014.
Pembalap berdarah Mexico itu datang ke Red Bull setelah menjalani musim yang sangat baik
dengan tim Racing Point, dimana dirinya berhasil meraih kemenangan perdananya di
Formula 1 pada gelaran Sakhir Grand Prix. Perez berhasil finish di posisi ke-4
klasemen akhir Formula 1 meskipun dirinya sempat absen di dua balapan pada awal
musim akibat terpapar COVID-19.
Perez juga datang ke Red Bull sebagai pembalap yang jauh lebih matang
dan dewasa bila dibandingkan saat ia bergabung dengan McLaren di tahun 2013 lalu.
Pada saat itu, Perez gagal meraih podium dan beberapa kali sempat berselisih
dengan Jenson Button yang merupakan rekan setimnya akibat cara
mengemudi Perez yang sangat agresif. Perez kemudian digantikan oleh Kevin
Magnussen untuk musim 2014.
Bagi saya pribadi, patut kita kawal bersama, bagaimana tim minuman energi ini dapat mengelola Perez dan
Verstappen. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Red Bull sangat memprioritaskan
Verstappen sebagai pembalap utama mereka, Apalagi, semenjak Ricciardo hengkang
di tahun 2018, terbukti tim memprioritaskan mobil RB15 dan RB16 dibangun menyesuaikan
dengan keinginan Verstappen.
Selama 7 musim terakhir bersama Force India/Racing
Point, Sergio Perez selalu menjadi menjadi pembalap utama di tim tersebut. Sehingga menarik
untuk kita cermati bersama, bagaimana dinamika antara kedua pembalap "alpha male" ini, serta strategi Red Bull untuk mengatur keduanya.
Bagi Perez, ini bisa jadi kesempatan terakhir dirinya untuk mengemudi
dengan tim papan atas di Formula 1. Selain usianya yang sudah tidak muda lagi, kontraknya
yang hanya berdurasi selama satu musim memunculkan spekulasi bahwa dirinya
kemungkinan akan digantikan oleh Yuki Tsunoda yang selama ini sering di
puja-puja oleh Helmut Marko.
Pada akhirnya, hanya waktu yang dapat membuktikan performa Perez dengan Red Bull
di musim 2021. Akankah Checo berhasil membawa Red Bull bersaing dengan
Mercedes? Atau justru kedatangannya akan membuka permasalahan yang lebih pelik bagi tim asal Austria tersebut? Only time will tell. (geomotorsport.id/Rifqi Satria K)
0 Komentar