GEOMOTORSPORT.ID - Sudah menjadi rahasia umum, tim Red Bull Racing Honda menjadi tim yang terlihat mengalami masalah besar terkait pemilihan pembalap kedua untuk mendampingi Max Verstappen di lintasan balap Formula 1. Paska ditinggal Daniel Ricciardo, tim Red Bull pernah mencoba merekrut pembalap Pierre Gasly dan Alexander Albon yang pada akhirnya dinilai "prematur" oleh tim itu sendiri.
Pierre Gasly sendiri sebenarnya merupakan pembalap yang hebat dilintasan, aksinya merebut podium dari Hamilton di Brazil dua tahun lalu, hingga aksinya memenangkan balapan GP Italia tahun lalu cukup untuk membuktikan bahwa Pierre Gasly merupakan pembalap yang sangat berbakat meski bermodalkan mobil tim junior Red Bull yang merupakan tim papan tengah.
Sama halnya dengan Alex Albon, pembalap dengan bendera Thailand ini juga nyaris menyabet podium pertamanya tahun lalu bersama Red Bull, meskipun digagalkan oleh Lewis Hamilton sebanyak dua kali.
Uniknya, alih-alih memberi kesempatan kepada Gasly untuk "beradaptasi" kembali dengan tim, Red Bull malah memilih pembalap diluar akademi, yaitu Sergio Perez untuk mendampingi Max Verstappen di lintasan balap tahun ini.
Meskipun demikian, tim Red Bull Racing tak dapat membohongi lirikannya kepada pembalap rooke akademi, Yuki Tsunoda yang mengawali debut pertamanya tahun ini di Formula 1. Yuki Tsunoda berhasil meraih hasil positif pada gelaran GP Bahrain kemarin dengan finish di posisi 9 meskipun tak mampu keluar dari babak dua saat sesi kualifikasi.
Penasihat olahraga balap tim Red Bull Racing, Helmut Marko tak ketinggalan memuji capaian positif pertama Tsunoda pada balapan GP Bahrain lalu, namun yang menarik, pihaknya menambahkan akan bersabar menunggu perkembangan Tsunoda di lintasan.
"Cara dia melakukannya, cara dia membuat mobil terbang sangat fantastis", kata Marko dikutip dari laman Motorsport.com
Lebih lanjut Marko menambahkan pihaknya akan mencoba untuk tidak tergesa-gesa mengambil keputusan mempromosikan Tsunoda, apalagi masih tersisa 23 balapan.
"Kami memiliki berlian kasar yang luar biasa di Yuki. Kami tidak akan membakarnya. Kami akan melihat perkembangan dan kemudian membuat keputusan kami tepat waktu.".
Namun, benarkah Red Bull benar-benar belajar dari "ketidak sabarannya" dengan Gasly dan Albon beberapa musim lalu?
Opini Pribadi
Menurut pendapat saya, tentu ini merupakan pernyataan diplomatis dari seorang Dr. Helmut Marko saat diwawancarai oleh media. Saya meyakini, Marko sendiri pun belum tahu apakah akan memilih untuk membanggakan Yuki ataupun sebaliknya. Terlebih seperti yang beliau katakan, masih tersisa 23 balapan di musim balap tahun ini.
Masalah utama yang belum diperbaiki Red Bull hari ini adalah kesabaran. Hal itu masih dibuktikan dengan tidak memberikan Gasly atau Albon waktu kembali untuk belajar dan menemukan kecepatan di lintasan balap. Red Bull terkesan "ingin instan".
Sebagai penutup, Red Bull memang telah menemukan berlian berkilau yaitu Max Verstappen, tetapi untuk menemukan berlian kedua, anda perlu bersabar menggali lebih dalam untuk tidak bersikap "prematur" dalam berupaya. Semuanya perlu proses, Bahkan Michael Schumacher pun tidak selalu menang di awal karirnya. Karena "Saya Benci Kata Prematur itu" (geomotorsport.id/George Steven Suparman).
0 Komentar